Karakteristik Akuntansi Islam


Karakteristik Akuntansi Islam yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah 1)
pengukuran keuangan, 2) disclosure dan penyajian (presentation).
Muhamad (2002b) berpendapat bahwa realitas metafora akuntansi syariah
adalah akuntansi zakat. Yaya dan Hameed (2004) memandang bahwa zakat sebagai
bagian penting dalam penentuan alat pengukuran karena zakat behubungan dengan
pengukuran aset yang mengatur nisab dan haul. Standar akuntansi zakat menggunakan
penilaian current exchange value (nilai tukar sekarang) atau harga pasar.
AAOIFI mengakui konsep current value pada aset, utang, dan investasi terikat
dalam konsep laporan akuntansi. Tetapi karena kurangnya alat yang cukup, sehingga
hal itu tidak direkomendasikan (Yaya dan Hameed, 2004). Sebaliknya historical cost
dibiarkan diaplikasikan dan menggunakan laporan keuangan current value sebagai
informasi suplemen bagi investor potensial dan users lain. Bahkan, di dalam praktik,
historical cost diaplikasikan oleh bank Islam.
Hanifa dan Hudaib dalam Yaya dan Hameed (2004) berpendapat bahwa tujuan
pentingnya disclosure dan penyajian laporan keuangan adalah untuk memenuhi
kewajiban sesuai syariat Islam . Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perusahaan
diharapkan mengungkapkan: 1) transaksi terlarang (haram) yang dilakukan, 2)
kewajiban zakat yang seharusnya dibayarkan, dan 3) tanggung jawab sosial. Ini berarti
laporan keuangan dalam masyarakat Islam lebih detail dibanding masyarakat barat.
Abdurrahim (2002) menyebutkan dua kriteria penting disclosure dalam
akuntansi Islam, yaitu sebagai suatu bentuk akuntabilitas sosial dan aturan full
disclosure. Kedua kriteria tersebut mendororng perlunya modifikasi laporan keuangan
konvensional. Rekomendasi khusus bentuk modifikasi tersebut adalah (VAS) sebagai
pengukur kinerja perusahaan dan current value balance sheet sebagai tambahan
historical cost balance sheet.

Tidak ada komentar: